Blogger Widgets

me gif

me gif
me gif

29 Des 2015

ADAB DALAM MAJELIS

ADAB DALAM MAJELIS
COPPAS
Majelis Taklim, majelis dzikir dan majelis yang dibaca
didalamnya Kalam salaf sholeh adalah tempat Allah Ta'ala menurunkan rahmat dan
anwar (cahaya). Disanalah hati-hati menjadi khusyuk dan tenang. Disana pula
tempat seorang hamba menimba ilmu dan hikmah yang akan dibawa sebagai bekal di
akhirat, menghadap Allah SWT.
Karena begitu mulia majelis tersebut, maka siapapun ang
hadir disana harus memasang niat yang baik, jangan terbesit sedikitpun niat
yang kotor. Demikian pula, sangat ditekankan agar mereka beradab di majelis
tersebut. Dengan adab atau etika inilah mereka akan mendapatkan asraar
(rahasia) dan anwaar yang sempurna dari majelis tersebut. Keberkahan akan
meliputi mereka dan ilmu akan masuk pada hati mereka.
Adab atau etika memang harus ada pada setiap acara. Setiap
perbuatan dan kelakuan kita, harus senantiasa dihiasi dengan akhlak atau adab
yang baik. Sebab adab inilah yang menjadikannya mulia di hadapan Allah.
Beradab kepada Allah, kepada Rasulullah, kepada sahabat dan
kepada Auliya serta ulama, harus selalu ada dan tertanam di hati kita. Disini
akan kami nukilkan kalam dari salaf kita tentang adab yang harus dipakai dalam
suatu majelis.
Dalam suatu rauhah (majelis taklim) yang dihadiri oleh
Al-Habib Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus, seorang munsyid membacakan sebuah
qoshidah Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad. Setelah qoshidah itu
selesai dilantunkan, berkata Al-Habib Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus :
Jika ada seseorang yang asyik berbicara pada saat
dilantunkan suatu qosidah yang digubah oleh Salaf, maka hal itu akan berarti
dia merasa yakin bahwa dia punya omongan lebih baik dari kalam Salaf. Atau bisa
berarti dia menolak kalam tersebut.
Begitu juga jika seseorang asyik berbicara pada saat yang
lain lagi membacakan Fatihah atau berdoa, maka hal itu menunjukkan sesungguhnya
dia tidak mau mendapatkan pahala dari Fatihah atau doa yang dibacakan itu.
Didalam atsar dikatakan : Jika ada seseorang asyik berbicara
ketika yang lainnya sedang membaca Al-Qur'an, maka Allah menyuruh seorang
Malaikat dan Malaikat tersebut akan berkata kepada yang lagi asyik berbicara,
"Diamlah wahai musuh Allah," sampai ia tidak bicara lagi. Jika ia
masih tetap berbicara, Malaikat tadi akan berkata kepadanya, "Diamlah
wahai orang yang sungguh dibenci oleh Allah," sampai ia berhenti
berbicara. Jika ia masih juga tetap berbicara, Malaikat itu akan berkata
kepadanya, "Diamlah wahai orang yang sungguh dilaknat oleh Allah."
Kalam Rasulullah SAW bersesuaian dengan Al-Qur'an. Begitu
juga dengan kalam salaf bersesuaian mengikuti kalam Rasulullah SAW. Karena
mereka tidaklah berbicara kecuali dengan ijin robbani. Begitulah ilmu tidak
akan bisa didapatkan kecuali dengan adab, maka marilah kita menjaga adab dalam
majelis.
[Diambil dari kitab Bahjatun Nufus fi kalam Al Imam Al Arifbillah Al Habib
Abdul Bari' bin Syeikh Alaydrus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar