Blogger Widgets

me gif

me gif
me gif

31 Mar 2017

ibuku....

*Ibu-ku menangis saat baca ini* :
Aku mempunyai pasangan hidup...
Aku mempunyai ibu...
Saat senang aku cari pasanganku...
Saat sedih aku baru cari ibuku...
Saat sukses aku ceritakan pada pasanganku...
Saat gagal aku ceritakan pada ibuku...
Saat bahagia aku peluk erat pasanganku...
Saat sedih aku peluk erat ibuku...
Saat liburan aku bawa pasanganku...
Saat aku BT aku mampir ke rumah ibuku...
Selalu aku ingat pasanganku...
Selalu ibuku yg ingat aku...
Setiap saat aku akan telpon pasanganku...
Kalau lagi inget baru aku akan telpon ibuku..
Selalu aku belikan hadiah untuk pasanganku...
Entah kapan aku akan belikan hadiah untuk ibuku...
Renungkan teman....!!!
"Anakku, kalau kau sudah habis belajar dan berkerja, bolehkah kau kirim uang untuk ibu? Ibu tdk minta banyak, lima puluh ribu sebulan pun cukuplah.
Berderai air mata jika kita mendengarnya.....
Tapi kalau ibu sudah tiada..........kita baru merasakan kasih sayangnya
IBU......
AKU RINDU......
AKU RIIINDDUU......
SANGAT RINDUUUU....
Berapa banyak yang sanggup menyuapkan ibunya....
Berapa banyak yang sanggup melap muntah ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup mengganti lampin ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis ibunya.......
Berapa banyak yang sanggup membuang ulat dan membersihkan luka kudis ibunya....
Berapa banyak yang sanggup berhenti bekerja untuk menjaga ibunya....
Jika kamu menyayangi ibumu "forward" kepada sahabat - sahabatmu...
Surga di telapak kaki Ibu... Ingat...!!!
Ibu adalah bidadariku
*Seorang ibu mampu merawat 10 anak,tapi 10 anak blm tentu mampu merawat seorang ibu*

LELAH YANG DISUKAI ALLAH

LELAH YANG DISUKAI ALLAH
Ada 8 kelelahan yang disukai Allah dan RasulNya :
1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya
(QS. At-Taubah;9:111)
2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.Fussilat;41:33)
3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh (QS.Al-Ankabut;29:69)
4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi (QS. Luqman;31:14)
5. Lelah dalam mencari nafkah halal & bersedekah
(QS.Al-Munafiqun; 62:10)
6. Lelah mengurus keluarga
(QS. At-Tahrim;66:6)
7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu
(QS. Ali Imran; 3:79)
8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit
(QS.Al-Baqarah;2:155)
Semoga kelelahan dan kepayahan yang kita rasakan menjadi bagian yang disukai Allah dan RasulNya. Aamiin yaa Rabbal-'aalamiin
Lelah itu nikmat. Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana? Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.
Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.
Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah belum berkenan memberi amanah.
Lelah dalam Mencari Nafkah
Suatu ketika Nabi dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”
Rasulullah menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.”
(Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).
Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.
Bahkan secara khusus Rasulullah memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah subhanahu wata'ala
Subhanallah, tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.
Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa harta, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja dan lelah. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?
Kelelahan Mendidik Anak
Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi.
Keduanya bingung dan bertanya: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”
Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.
Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.
Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah.Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.
Rasulullah bersabda:
“Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.”
Allah akan selalu menilai dan menghitung dengan teliti dan tepat atas semua prestasi hidup kita, sebagaimana firman-Nya:
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”.
(QS. An-Najm: 39-41).
Semoga lelah kita adalah lelah yang mendatangkan ridho Allah Ta'ala Aamiin yarabbalalamiin

30 Mar 2017

Kuliah Di Madinah, Sombongnya Maasya Allah..

Kuliah Di Madinah, Sombongnya Maasya Allah..
Ya, saya (Maaher At-Thuwailibi) bukan alumni LIPIA apalagi Alumni Madinah. bukan. “Gelar saya hanya S3”. yaitu SD, SMP & SMA. tapi saya bersyukur kepada Rabbul ‘Izzah, saya bisa di beri nikmat oleh Allah merasakan pahit-getirnya kehidupan dan cobaan mencari jati diri.
Kuliah di Universitas ternama dan belajar langsung dengan para Ulama, ternyata tidak berarti menjadikan seorang hamba rendah hati dan berlapang dada. Sebelumnya, saya ingin katakan: untung saya dulu tidak jadi kuliah ke Universitas Islam Muhammad Ibnu Sa’ud Arab Saudi. padahal, puluhan juta dari seorang dermawan mendonaturi saya dan saya tinggal berangkat pada waktu itu. tapi Allah gagalkan. Kalau jadi, mungkin saya bisa SOMBONG dan ANGKUH seperti Fir'aun. Dulu belajar di pesantren pun jauh dari paripurna, karena memang saya adalah MAKHLUQ ALLAH YANG PALING BERMASALAH & BERLUMUR DOSA. ALLAH maha tau dan memiliki hikmah dibalik setiap kegagalan usaha hamba-hamba-Nya di dunia. Biarlah Allah gagalkan saya di dunia, semoga kegagalan demi kegagalan ini menjadi pintu utama bagi saya menuju kesuksesan di akhirat kelak. karena dunia ini fana’, sedangkan akhirat itu baqa’.
Na'am. Saya tidak sempurna dan tidak pula paripurna. Hanya lulusan Madrasah Aliyah. Tapi saya bersyukur bisa mencicipi manisnya Ilmu lewat berbagai sarana yang Allah karuniakan, dan membagikan ilmu itu dengan keluarga & sanak saudara. Saya punya kenalan beberapa Mahasiswa Islam Madinah, bahkan saya kenal dengan seorang Doktor di mekkah, tapi walhamdulillah beliau-beliau itu tidak sombong seperti si Fulan yang satu ini (padahal masih kuliah dan itupun S1). Mereka tawadhu’ nya masya Allah, sangat rendah hati. Saya tidak pernah tuh di ajak diskusi (ditantang debat) oleh beliau-beliau ini; karena mereka sadar kalau saya ini bukan orang yang punya kredibelitas untuk di ajak debat sedangkan mereka kapasitas ilmunya sangat jauh diatas saya. Makanya saya ngga pernah di tantang debat. Malah diberi hadiah kitab-kitab saat saya ke madinah.
Saya punya guru namanya Ustad Dr. Rahendra Maya -semoga Allah memanjangkan umurnya- seorang ustad yang bergelar doktor dengan nilai mumtaz murtafi’ di sebuah Universitas islam lokal (bukan timur tengah). Belum pernah saya temukan seorang ustad alumni timur tengah yang ilmu, kecerdasan, dan wawasannya seperti beliau. Catat: beliau bukan alumni universitas timur tengah manapun. tapi tawadhu’nya maasya Allah. akhalqnya lebih tinggi dari ilmunya. Bertamu ke rumahnya, hampir tidak ada lemari & perabotan, isinya KITAB SEMUA....BUKU SEMUA.... yaa Rabb.. Wala nuzakki 'ala rabbi ahada..
Lha ini bocah bukunya baru beberapa bundel, kuliah pun masih S1 tapi gayanya setingi langit. kalau dia punya karya dan sedikit sumbangsih ilmiah yang bisa di nikmati orang banyak, masih mending, lah ini merendahkan orang dan meninggikan dirinya. Maasya Allah.
Ya, kesombongan, ujub, bangga diri bisa menimpa siapa saja (TERMASUK SAYA). Tapi, kalau saya apa yang mau di sombongkan? Harta, ngga punya; hidup pun miskin rumah ngontrak; mobil nggak punya (ini serius apa adanya). Ilmu, ngga punya. (wong bukan alumni LIPIA atau Madinah). Bahasa Arab ngerti dikit-dikit ngga banyak lah....cuman dikit.... Ngga kayak anak-anak Alumni Madinah yang pinter-pinter itu. begitu juga hafalan Qur'an saya, belepotan. Istri, cuman satu. Apa yang mau di sombongkan coba ? Justru, sombong dan ujub itu berpotensi kuat menimpa orang-orang hebat yang kuliah di Universitas Islam Madinah, alumni kampus ternama, berguru dengan para Ulama, menyandang gelar mulai dari “Lc” sampai “MA”.
Saya mengikuti berbagai faedah ilmiah berupa tulisan dan muhadhoroh seorang Ustadz bernama Farid Nukman Hasan. beliau bukan alumni saudi arabia, hanya S1 Universitas Indonesia jurusan Sastra. tapi ilmu fiqih-nya luar biasa, tidak pernah bersikap congkak dan merendahkan sesama. Saya tidak berlebihan. Ini saya buktikan sendiri. Karena hampir tidak ada tulisannya yang terlewatkan oleh saya wallahu ‘alimu a’lam. Kenapa ia bisa demikian alim dan faqiih padahal latar belakangnya SD, SMP, SMA dan tidak pernah mengenyam pendidikan di timur tengah?
Kata Rasulullah:
من يريد الله به خيرا فيفقه في الدين....
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, maka Allah akan faqihkan (fahamkan) dia dalam agama ini”.
Kesimpulan dari saya, semangat tanpa ilmu adalah kejahilan. Tapi ilmu yang tidak di topang dengan keikhlasan, juga akan melahirkan kerusakan. Jujur, saya lebih respek dan senang dengan anak-anak muda yang semangat beramal dan berjuang meninggikan syariat, mantan-mantan preman yang berkeinginan menjadi mujahid fii sabiilillah, gembel-gembel bertato yang menggalang dana untuk Palestina, daripada anak-anak kuliah berjubah mewah, tinggal di asrama dan apartement megah, makan enak sedemikian rupa dengan menikmati Reyal Saudi Arabia, tapi sombongnya luar biasa. Na'udzubillah. beramal tanpa ilmu, kejahilan yang tertolak. Namun ilmu yang melahirkan kesombongan, juga petaka yang berujung neraka. orang semangat tapi jahil, gampang ikhlas. sedangkan orang berilmu sulit membuat dirinya ikhlas. Kenapa? Karena kesombongan (kibr), ujub (bangga diri), itu akan senantiasa mengitari hatinya. Kalau ia kuat, setan tak akan mampu menjerumuskannya. Namun jika ia lemah, dia akan jatuh tersungkur. Semua itu Allah yang tau....dan itu akan di hisab.
Oleh karenanya, semoga Allah hindarkan kita (termasuk saya) dari satu penyakit hati yang membuat diri ini di sentuh api neraka. Kata Rasulullah:
لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر.
“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada sekecil biji sawi kesombongan”.
Yang terakhir, nasehat buat diri saya sendiri. Orang berderet gelar dari S1 sampai S3 rata-rata jurusan syariah, atau jurusan tafsir, jurusan hadits, ushul fiqih, management, jurusan bahasa, sastra, budaya, statistika, filsafat, ekonomi, dll. Tapi ketahuilah, TIDAK ADA YANG NAMANYA JURUSAN TAWADHU’. TIDAK ADA YANG NAMANYA JURUSAN AKHLAQ.! Karena Akhlaq dan kerendahan hati (tawadhu’) hanya di miliki oleh mereka yang menyadari dirinya berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Wallahul Musta'an.
Hanya ini yang bisa saya goreskan sambil minum secangkir teh manis. Oh ya, just info: semua tulisan saya saya tulis di HP. bukan di computer. saya nulis semua artikel di HP. langsung nulis dan langsung jadi willahil hamd😊
Nas’alullah al aafiyyah wa salaamah.
Doakan saya mati dalam keadaan husnul khotimah.
✒_____
Maaher At-Thuwailibi. coppas.

MAHALNYA NERAKA, MURAHNYA SURGA...

MAHALNYA NERAKA, MURAHNYA SURGA...
Mahalnya Neraka, dan murahnya surga,
Tapi loket ke neraka penuh sesak,
banyak manusia antri....
Rebut - rebutan, cakar-cakaran,...
takut tidak kebagian kursi.
Tiket ke neraka mahal....
Harus merogoh kantong berjuta-juta, untuk dapat ikut berjalan ke sana...
❥ Maksiat itu mahal,
❥ Judi itu mahal,
❥ Zina itu mahal,
❥ Korupsi itu mahal,
❥ Dusta itu mahal.
Tetapi tetap saja orang-orang banyak berbondong bondong menuju neraka.
Jalan ke surga sunyi sepi....
Jalannya lebar, mulus dan bersih.
Tiketnya murah, tak perlu keluar uang banyak.
Loketnya bersih, ada AC, pelayannya ramah.
Tapi mengapa amat sedikit yang antri di loket ini?
❥ Puasa itu murah.
❥ Shalat itu murah.
❥ Sedekah itu murah.
❥ Senyum itu murah.
❥ Jujur itu murah.
Ternyata Nafsu telah memutar balik semua tatapan.
Yang buruk terlihat indah...
Yang baik terlihat sukar....
Ditempat ini aku baru sadar bahwa jalan ke syurga sepi.
Jalan ke neraka ramai.
Semoga menjadi renungan kita bersama.
Betapa sering terlupanya kita.
Selalu menuruti hawa nafsu, meninggalkan air kesejukan surga dan lebih tertarik pada panasnya neraka yang hanya membuat kita semakin haus dahaga,
Naudzubillah...
Ya Allah Ya karim. ..
Jadikanlah hamba-hamba mu ini orang-orang yg selalu menuju ke jalan yang di ridhoi mu ya Allah. ...
Aamiin Aamiin ya Allah ya robbal'allamin.coppas.

DOSA DOSA YANG TERUS MENGALIR UNTUK AHLI KUBUR.

coppas.
DOSA DOSA YANG TERUS MENGALIR UNTUK AHLI KUBUR.
Assalamualaikum wr wb.
Padahal di alam barzah manusia sangat membutuhkan limpahan pahala sebagai pertolongan mereka menunggu hari kiamat. Namun karena dosa jariyah ini mereka justru harus menanggung dosa-dosa yang dilakukan orang lain, akibat pengaruh atas tindakan maksiat yang pernah Ia lakukan semasa hidup.
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
(QS. Yasin: 12)
Lantas apa saja dosa yang akan terus mengalir ini?
1. Menjadi Perintis Maksiat
Pelopor merupakan orang yang pertama melakukan suatu tindakan sehingga yang lain turut mengikuti.
Pengikutnya bersedia meniru baik dengan paksaan maupun tanpa diminta sama sekali.
Kondisi ini akan sangat bagus jika menjadi pelopor untuk tujuan yang baik.
Namun bagaimana jika menjadi pelopor maksiat?
Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Siapa yang merintis satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.”
(HR. Muslim).
Orang yang menjadi Perintis ini sama sekali tidak mengajak orang di lingkungannya untuk berbuat maksiat serupa.
Ia juga tidak memberikan motivasi kepada orang lain untuk mengikutinya.
Namun karena perbuatannya ini Ia berhasil menginsipirasi orang lain melakukan maksiat serupa.
Itulah mengapa anak Nabi Adam, Qabil, yang menjadi orang pertama yang membunuh manusia harus bertangungjawab atas semua kasus pembunuhan di alam ini.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.”
(HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).
Tidak bisa dibayangkan, bagaimana dosa yang akan ditanggung Perintis dan pendesign rok mini, baju you can see, penyebar video porno dan masih banyak tindak maksiat lainnya.
Sebagai perintis dosa mereka akan terus mengalir hingga hari kiamat kelak.
2. Mengajak Orang lain Melakukan Kesesatan dan Maksiat
Berbeda dengan perintis yang hanya menginspirasi orang lain, orang yang satu ini dengan nyata mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan tindakan maksiat.
Merekalah merupakan juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan.
Dalam Alquran Allah SWT menceritakan bagaimana orang kafir kelak akan menerima dosa dari kekufurannya.
Belum lagi dengan dosa-dosa orang-orang yang juga mereka sesatkan.
“Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan).”
(QS. an-Nahl: 25)
Ayat ini memiliki makna yang sama dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.”
(HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).
Contoh mudah terkait hadist ini adalah orang-orang yang menjadi propaganda kesesatan, mereka menyebarkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang, mengajak masyarakat untuk berbuat kesyirikan atau pemahaman yang sesat.
Merekalah para pemilik dosa jariyah, lantas bagaimana dosa mereka?
Selama masih ada manusia yang mengikuti apa yang mereka serukan, maka selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah dikubur tanah.
Termasuk juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat dosa, sekalipun dia sendiri tidak melakukannya, namun dia tetap mendapatkan dosa dari setiap orang yang mengikutinya.
Semoga kita lebih berhati-hati dalam bertindak, dan lebih banyak melakukan amal shaleh dibanding dosa-dosa maksiat. Karena hidup tidak hanya semata di dunia lalu selesai ketika sudah meninggal. Namun perjalanan masih panjang untuk menuju kehidupan yang kekal.
Wasallam
Semoga bermanfaat....

29 Mar 2017

JANGAN_MERASA_PALING_BENAR

JANGAN_MERASA_PALING_BENAR
Allah ta’ala berfirman,
ﻓَﻠَﺎ ﺗُﺰَﻛُّﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻫُﻮَ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﻦِ ﺍﺗَّﻘَﻰ
“ Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Diaah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa ” (QS. An Najm:32)
Mengenai ayat ini, Syaikh Abdurrahman As-Si’di menerangkan bahwa terlarangnya orang-orang beriman untuk mengabarkan kepada orang-orang akan dirinya yang merasa suci dengan bentuk suka memuji-memuji dirinya sendiri. ( Taisir Karimir Rahman ).
Kebiasaan merasa diri suci merupakan perbuatan yahudi dan nasrani yang jelas-jelas dicela oleh Allah ta’ala ,
ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻦْ ﺗَﻤَﺴَّﻨَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻳَّﺎﻣًﺎ ﻣَﻌْﺪُﻭﺩَﺓً
“ Dan mereka berkata, ‘kami sekali-kali tidak akan disentuh api neraka kecuali selama beberapa hari saja ” (QS. Al Baqarah: 80).
Bahkan, saking merasa sucinya, mereka merasa bahwa hanya merekalah yang paling layak masuk surga.
ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻟَﻦْ ﻳَﺪْﺧُﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻫُﻮﺩًﺍ ﺃَﻭْ ﻧَﺼَﺎﺭَﻯ
“ Dan mereka berkata,’Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang yahudi dan nasrani” (QS. Al Baqarah: 111).
Sehingga Allah ta’ala cela kebiasaan mereka ini,
ﺃَﻟَﻢْ ﺗَﺮَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺰَﻛُّﻮﻥَ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻬُﻢْ ﺑَﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻳُﺰَﻛِّﻲ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﻈْﻠَﻤُﻮﻥَ ﻓَﺘِﻴﻠًﺎ
“ Apakah kami tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah mensucikan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun ” (QS. An-Nisa: 49).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
ﻻَ ﺗُﺰَﻛُّﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﺄَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺒِﺮِّ ﻣِﻨْﻜُﻢْ
“ Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian ” (HR. Muslim).

WAJIBNYA MENCINTAI DAN MENGAGUNGKAN NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM SERTA LARANGAN GHULUW (BERLEBIH-LEBIHAN)

COPPAS.
WAJIBNYA MENCINTAI DAN MENGAGUNGKAN NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM SERTA LARANGAN GHULUW (BERLEBIH-LEBIHAN)
Ahlus Sunnah wal Jama’ah sepakat tentang wajibnya mencintai dan mengagungkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kecintaan dan pengagungan terhadap seluruh makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi dalam mencintai dan mengagungkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak boleh melebihi apa yang telah ditentukan syari’at, karena bersikap ghuluw (berlebih-lebihan) dalam seluruh perkara agama akan menyebabkan kebinasaan.
A. Wajibnya Mencintai Dan Mengagungkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Pertama-tama, wajib bagi setiap hamba mencintai Allah dan ini merupakan bentuk ibadah yang paling agung. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Dan orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” [Al-Baqarah:165]
Ahlus Sunnah mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengagungkannya sebagaimana para Sahabat Radhiyallahu anhum mencintai beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari kecintaan mereka kepada diri dan anak-anak mereka, sebagaimana yang terdapat dalam kisah ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu, yaitu sebuah hadits dari Sahabat ‘Abdullah bin Hisyam Radhiyallahu anhu, ia berkata:
كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.
“Kami mengiringi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu. Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada beliau: ‘Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, engkau sangat aku cintai melebihi diriku.’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar.’” [2]
Berdasarkan hadits di atas, maka mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wajib dan harus didahulukan daripada kecintaan kepada segala sesuatu selain kecintaan kepada Allah, sebab mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengikuti sekaligus keharusan dalam mencintai Allah. Mencintai Rasulullah adalah cinta karena Allah. Ia bertambah dengan bertambahnya kecintaan kepada Allah dalam hati seorang mukmin, dan berkurang dengan berkurangnya kecintaan kepada Allah.
Orang yang beriman akan merasakan manisnya iman apabila hanya Allah dan Rasul-Nya yang paling ia cintai.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagai-mana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.” [3]
Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan adanya penghormatan, ketundukan dan keteladanan kepada beliau serta mendahulukan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas segala ucapan makhluk, serta mengagungkan Sunnah-sunnahnya.
Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Setiap kecintaan dan pengagungan kepada manusia hanya dibolehkan dalam rangka mengikuti kecintaan dan pengagungan kepada Allah. Seperti mencintai dan mengagungkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya ia adalah penyempurna kecintaan dan pengagungan kepada Rabb yang mengutusnya. Ummatnya mencintai beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena Allah telah memuliakannya. Maka kecintaan ini adalah karena Allah sebagai konsekuensi dalam mencintai Allah.” [4]
Maksudnya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala meletakkan kewibawaan dan kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena itu tidak ada seorang manusia pun yang lebih dicintai dan disegani dalam hati para Sahabat kecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.[5]
‘Amr bin al-‘Ash -sebelum ia masuk Islam- berkata: “Sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun yang lebih aku benci dari-pada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Namun setelah ia masuk Islam, tidak ada seorang manusia pun yang lebih ia cintai dan lebih ia agungkan daripada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mengatakan: “Seandainya aku diminta untuk menggambarkan pribadi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kalian tentu aku tidak mampu melakukannya sebab aku tidak pernah menajamkan pandanganku kepada beliau sebagai pengagunganku kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
‘Urwah bin Mas’ud berkata kepada kaum Quraisy: “Wahai kaumku, demi Allah, aku telah diutus ke Kisra, kaisar dan raja-raja, namun aku tidak pernah melihat seorang raja pun yang diagungkan oleh segenap rakyatnya melebihi pengagungan para Sahabat Radhiyallahu anhum kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demi Allah, mereka tidak memandang dengan tajam kepada beliau sebagai bentuk pengagungan mereka kepadanya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta tidaklah beliau berdahak kecuali ditadah dengan telapak tangan salah seorang dari mereka, kemudian dilumurkan pada wajah dan dadanya. Lalu tatkala beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu’, maka hampir saja mereka saling membunuh karena berebut sisa air bekas wudhu’ beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” [6]
B. Konsekuensi Dan Tanda-Tanda Cinta Kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
1. Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan adanya pengagungan, memuliakan, meneladani beliau dan mendahulukan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas segala ucapan makhluk serta mengagungkan Sunnah-sunnahnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesung-guhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al-Hujuraat: 1]
2. Mentaati apa yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan.
Allah memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah untuk taat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena dengan taat kepada beliau menjadi sebab seseorang masuk Surga. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.” [An-Nisaa’: 13]
3. Membenarkan apa yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berkata menurut hawa nafsunya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰإِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” [An-Najm: 3-4]
4. Menahan diri dari apa yang dilarang dan dicegah oleh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” [Al-Hasyr: 7]
5. Beribadah sesuai dengan apa yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam syari’atkan, atau dengan kata lain ittiba’ kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengajarkan ummat Islam tentang bagaimana cara yang benar dalam beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan semuanya. Oleh karena itu, ummat Islam wajib ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mereka mendapatkan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kejayaan dan dimasukkan ke dalam Surga-Nya.
Ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hukumnya adalah wajib, dan ittiba’ menunjukkan kecintaan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” [Ali ‘Imran: 31]
Berkata Imam Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H): “Ayat ini adalah pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah namun tidak mau menempuh jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka orang itu dusta dalam pengakuannya tersebut hingga ia mengikuti syari’at dan agama yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan dan perbuatannya.” [7]
Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.[8]
Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah al-Fauzan menjelaskan dalam kitabnya: “Termasuk mengagungkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mengagungkan Sunnahnya dan berkeyakinan tentang wajibnya mengamalkan Sunnah tersebut, dan meyakini bahwa Sunnah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menduduki kedudukan kedua setelah Al-Qur-anul Karim dalam hal kewajiban mengagungkan dan mengamalkannya, sebab As-Sunnah merupakan wahyu dari Allah.
Karena itu tidak boleh membuat keragu-raguan di dalamnya, apalagi melecehkannya. Dan tidak boleh membicarakan keshahihan dan kedha’ifannya, baik dari segi jalan, sanad atau penjelasan makna-maknanya kecuali berdasarkan ilmu dan kehati-hatian. Pada zaman ini banyak orang-orang bodoh yang melecehkan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, terutama dari kalangan anak-anak muda yang baru dalam tahap awal belajar. Mereka dengan mudahnya menshahihkan atau mendha’ifkan hadits-hadits, dan menilai cacat para perawi tanpa ilmu kecuali dari membaca beberapa buku. Sungguh hal tersebut berbahaya bagi mereka dan ummat. Karena itu hendaknya mereka bertaqwa kepada Allah dan menahan diri pada batasannya.[9]
C. Wajibnya Mentaati Dan Meneladani Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.[10]
Kita wajib mentaati Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menjalankan apa yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau adalah Rasul (utusan) Allah. Dalam banyak ayat Al-Qur-an, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk mentaati Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya ada yang diiringi dengan perintah taat kepada Allah, sebagaimana firmanNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya…” [An-Nisaa’: 59]
Dan masih banyak lagi contoh yang lain. Di samping itu terkadang perintah tersebut disampaikan dalam bentuk tunggal, tidak dibarengi kepada perintah yang lain, sebagaimana dalam firman-Nya:
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa mentaati Rasul, maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah.” [An-Nisaa’: 80]
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi rahmat.” [An-Nuur: 56]
Tekadang pula Allah mengancam orang yang mendurhakai Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa adzab yang pedih.” [An-Nuur: 63]
Artinya hendaknya mereka takut jika hatinya ditimpa fitnah kekufuran, nifaq, bid’ah atau siksa pedih di dunia, baik berupa pembunuhan, had, pemenjaraan atau siksa-siksa lain yang dise-gerakan. Allah telah menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sebab hamba mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan atas dosa-dosanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan ketaatan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai petunjuk dan mendurhakainya sebagai suatu kesesatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا
“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.” [An-Nuur: 54]
Allah mengabarkan bahwa pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat teladan yang baik bagi segenap ummatnya. Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Nama Allah.” [Al-Ahzaab: 21]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya. Untuk itu, Allah تَبَارَكَ وَتَعَالَى memerintahkan manusia untuk meneladani sifat sabar, keteguhan, kepahlawanan, perjuangan dan kesabaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menanti pertolongan dari Rabb-nya k ketika perang Ahzaab. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat kepada beliau hingga hari Kiamat.”[11]
Dalam Al-Qur-an, Allah telah menyebutkan ketaatan kepada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meneladaninya sebanyak 40 kali. Demikianlah, karena jiwa manusia lebih membutuhkan untuk mengetahui apa yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bawa dan mengikutinya daripada kebutuhan kepada makanan dan minuman, sebab jika seorang tidak mendapatkan makanan dan minuman, ia hanya berakibat mati di dunia sementara jika tidak mentaati dan mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka akan mendapat siksa dan kesengsaraan yang abadi.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita mengikutinya dalam melakukan berbagai ibadah dan hendaknya ibadah itu dilakukan sesuai dengan cara yang beliau contohkan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي.
“Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat.” [12]
Juga sabdanya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
خُذُوْا عَنِّي مَنَاسِكَكُم.
“Ambillah dariku manasik (haji)mu.” [13]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَن عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيهِ أَمرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak berdasarkan perintah kami, maka amalan itu tertolak.” [14]
Dan sabdanya Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَن رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي.
“Barangsiapa yang membenci Sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku.” [15]
Dan masih banyak dalil-dalil lain yang menunjukkan perintah mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan larangan menyelisihinya.

28 Mar 2017

INILAH CONTOH ORANG-ORANG YANG MEREMEHKAN ALLAH*


*INILAH CONTOH ORANG-ORANG YANG MEREMEHKAN ALLAH*💥

👎 *JOHN LENNON (Penyanyi)*
Tahun 1966, saat interview dengan American Magazine, ia berkata : "AGAMA akan berakhir dan hilang. Aku tdk perlu menjelaskannya. ALLAH sih OK, namun pengajaran-NYA terlalu Sederhana. Hari ini Kami jauh lebih tenar dariNYA".
>> Setelah mengatakan itu, John Lennon tewas ditembak Fans nya. 
.
👎 *TANCREDO NEVES (Presiden Brazil)*
Selagi kampanye, Dia berkata, "Bila Saya dapat 500.000 suara dari anggota Partai, maka tidak ada yang dapat mendepak Saya dari posisi Presiden, BAHKAN ALLAH SENDIRI PUN TIDAK".
>> Dia dapat lebih dari 500.000 suara, tapi *SEHARI* sebelum peresmian jabatannya, Dia Sakit dan Mati.
.
👎 *CAZUZA (Artis Brazil)*
Dalam penampilannya di Rio de Janeiro, sambil menghisap Cerutu, Dia mengebulkan asapnya ke Udara dan berkata: "ALLAH , ini untuk-Mu".
>> Umur 32 Thn, ia meninggal karena Kanker Paru-paru dalam kondisi yang mengerikan.
.
👎 *MARILYN MONROE (Artis USA)*
Ia dikunjungi Billy Graham setelah memimpin sebuah KKR, yang mengatakan bahwa Allah mengirimnya untuk menyampaikan sesuatu kepada Marilyn, namun ia berkata: "Maaf, Aku tidak memerlukan ALLAH -mu".
>> Seminggu kemudan Marilyn ditemukan tewas di Apartemennya.
.
👎 *BON SCOTT (Ex vocalis AC/DC)*
Dalam salah satu lagu di albumnya (1979), ia mengatakan, "Jangan hentikan Aku, aku sedang asyik berjalan ke Neraka".
>> Tanggal 19 Februari 1980, Bon Scott ditemukan tewas karena TERSEDAK oleh MUNTAHNYA sendiri.
.
👎 *CAMPINAS (2005)*
Sekelompok Anak Muda yang mabuk menjemput Seorang Gadis, Teman Mereka yang ditemani Ibunya hingga masuk ke Mobil. Karena kuatirnya, sang Ibu berkata, "ALLAH beserta-Mu, Putriku".
Putrinya menjawab, "Boleh saja, ASALKAN DIA DUDUK DI BAGASI, karena disini sudah Penuh!"
>> Beberapa jam kemudian dikabarkan Mobil tersebut mengalami kecelakaan fatal. Bentuk wajahnya tidak dapat dikenali lagi.
Anehnya, *BAGASINYA TETAP UTUH*, bahkan ternyata sekotak telur di dalamnya tak ada satupun yang pecah.

👎 *PROF. SARLITO WS. (2016)*
Prof. Sarlito Wirawan Sarwono adalah guru besar psikolog UI yg memberi komentar tentang demo 4 november kemarin, kata2nya yg saya ingat adalah *"sebegitu lemahkah tuhan dan agama sehingga memerlukan pembelaan dari umatnya"*. 

Beberapa hari setelah aksi demo itu dia seharusnya terbang ke Singapura untuk mengikuti riset terorisme dan deradikalisasi, tapi dia diturunin oleh petugas dr pesawat karena pucat dan jatuh2, dia dilarikan ke rumah sakit Siloam Asri Mampang dan di rawat 5 hari karena pendarahan usus, kemudian dirujuk ke RS Cikini yg akhirnya meninggal pd _*Senin 14 Nov 2016 sekitar pukul 22:15 WIB.*_ Dia meninggal cuma selang 10 hari dari pernyataanya itu...

*INGAT...!!!*
Jangan Pernah Meremehkan ALLAH dengan UCAPAN ANDA...!!!

Dalam sebuah Hadist Riwayat imam Al Baihaqi yang didhaifkan Syaikh Al Albani disebutkan:
البلاء موكل بالمنطق
"Musibah itu berhubungan erat dengan apa yang diucapkan..."

*Next 

_*"Jangankan Bareskrim, mau dilaporin ke Tuhan juga gue ngadep"*_ ( Kata Ahok soal pemanggilan soal sumber waras )

_*Nah....silahkan siap2!!*_

Semoga bisa menjadi pembelajaran dan menambah iman kita.

Pelajaran Berharga Bagi kita... Dimana Posisi Kita ketika MATI ???? dalam Rangka membela Islam atau Membela Orang yang mencelanya...???

*SYAFA'AT AL QUR'AN DI DALAM QUBUR*

*SYAFA'AT AL QUR'AN DI DALAM QUBUR*
*Silahkan share untuk teman2 terbaik kita*
*Merinding bacanya... Semoga kita termasuk di dalam golongan orang ini...aamiin !!!*
*Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.*
*- Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).*
*Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.*
*-Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.*
*Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”*
*Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.*
*-Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”*
*-Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)*
*Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.*
*Yaa Allah… terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.*
*Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah Subhana wa Ta'ala Aamiin..*
*Oleh: Prof.DR. Ahmad Sathori Ismail (Ketua PP IKADI).*
*"Sayang kalau dibaca sendiri... Ayo berbagi dan sebarkan*

☆★EMPAT GOLONGAN LELAKI YG DITARIK KE NERAKA★☆*

*☆★EMPAT GOLONGAN LELAKI YG DITARIK KE NERAKA★☆*
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Ada empat (4) golongan lelaki yg akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita.
Lelaki itu adalah mereka yg tdk memberikan hak kpd wanita & tdk menjaga amanahnya.
Mereka adalah :
①. Ayahnya...
Jika seseorg yg bergelar ayah tdk mempedulikan anak2 perempuannya di dunia.
Dia tdk memberikan sgl keperluan agama spt mengajarkan sholat, mengaji & lain sbgnya.
Dia membiarkan anak perempuannya tdk menutup aurat.
Tdk cukup kalau dgn hanya memberi kemewahan dunia saja.
Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya.
Duhai lelaki yg bergelar ayah.
Bgmnkah keadaan anak perempuanmu sekarang?
Apakah engkau mengajarnya sholat & saum, menutup aurat, pengetahuan agama?
Jika tdk cukup salah satunya, maka bersedialah utk menjadi bhn bakar neraka jahannam.
②. Suaminya...
Apabila sang suami tdk mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas, berhias diri bukan utk suami tapi utk pandangan kaum lelaki yg
bukan mahromnya.
Jika suami berdiam diri walaupun seorg yg alim, dimana sholatnya tdk pernah tinggal, saumnya tdk tinggal. Maka dia akan turut ditarik oleh isterinya ber-sama2 ke dlm neraka.
Duhai lelaki yg bergelar suami, bgmnkah keadaan isteri tercintamu sekarang?
Dimanakah dia? Bgmn akhlaknya?
Jika tdk engkau jaga mengikuti ketetapan syari’at, maka terimalah hakekat yg engkau akan sehidup semati bersamanya di ‘taman’ neraka jahannam sana.
③. Abang2nya (kakak lelaki)...
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggung jwb menjaga maruah wanita jatuh pada abang2nya & sdr lelakinya.
Jika mereka hanya mementingkan klgnya saja & adik perempuannya dibiarkan dari
ajaran Islam, tunggulah tarikan adik perempuannya di akhirat kelak.
Duhai lelaki yg mempunyai adik perempuan, jgn hanya menjaga amalmu & jgn ingat engkau terlepas darinya, karena engkau juga akan pertanggungjwbkan di akhirat kelak.
Jika membiarkan adik perempuanmu bergelimang dgn maksiat & tdk menutup aurat.
④. Anak lelakinya...
Apabila seorg anak lelaki tdk menasehati seorg ibu perihal kelakuan yg haram disisi Islam, bila ibu membuat kemungkaran, mengumpat, memfitnah, menggunjing & lain sbgnya.
Maka anak lelaki itu akan ditanya & pertanggungjwbkan di akhirat kelak.
Dan nantikan tarikan ibunya ke neraka.
Duhai anak lelaki, sayangilah ibumu, nasihatilah ia jika bersalah atau terlupa. Karena ibu juga insan biasa, tak lepas dari melakukan dosa.
Selamatkanlah ia dari ‘kayu api’ neraka.
Jika tdk, engkau juga akan ditarik menjadi penemannya.
Subhanallooh…
Betapa hebatnya tarikan wanita.
Bukan saja di dunia, malah di akhiratpun tarikannya begitu dahsyatnya.
Maka dari itu wahai kaum lelaki yg bergelar ayah, suami, abang atau anak, hrs memainkan peranan mereka sbg pertanggungjwban lelaki.
Alloh SWT berfirman yg artinya berbunyi :
“Hai anak Adam..! peliharalah dirimu serta ahlimu dari api neraka, dimana bhn bakarnya adalah manusia, jin & batu2".
Astaghfirullooh...
Ampunkan aku yaa Alloh!
Aamiin Alloohumma 'aamiiin yaa kariiim!

GENGSI ..KUFUR NIKMAT

coppas.GENGSI, BENTUK LAIN DARI KUFUR NIKMAT 
Alhamdulillah! Tak ada yang patut disembah selain Allah Swt. Hanya kepada Allah kita semua akan kembali. Semoga Allah Yang Maha Mendengar setiap doa, senantiasa membimbing kita sehingga kita termasuk kepada golongan hamba-Nya yang bersyukur. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah Saw.
Saudaraku, gengsi adalah penyakit yang menyesakkan dada, membuat hati tertekan, merasa terhimpit, dunia ini terasa sangat sempit. Ada orang yang karena gengsi naik angkot, maka dia memaksakan naik taksi, padahal ia tidak mampu dan memang tidak perlu. Sepanjang jalan ia tidak menikmati jok yang empuk di dalam taksi karena matanya gelisah melihat argo yang terus bertambah.
Ada juga orang yang datang ke sebuah acara mengendarai motor lama. Karena gengsi, ia berusaha datang lebih awal, kemudian mencari tempat parkir yang agak tersembunyi. Ada lagi orang yang memaksakan diri mencicil ponsel baru yang mahal hanya karena gengsi di depan teman-temannya memakai ponsel lama yang dipikirnya sudah ketinggalan zaman.Maa syaa Allah.
Betapa menderita hidup yang demikian. Menuruti keinginan, bukan kebutuhan. Memaksakan diri, tanpa melihat kemampuan. Mengikuti pandangan orang, tanpa memikirkan kebaikan dan keburukan. Semua itu terjadi karena gengsi.
Gengsi itu sama bahayanya dengan ujub dan minder. Semuanya sama-sama perwujudan dari cinta dunia. Gengsi muncul karena hati sudah terpaut dengan dunia, menjadikan dunia sebagai tolak ukur kemuliaan. Padahal yang dikejar kemuliaan di pandangan manusia. Apalah artinya mulia di pandangan manusia, tapi sia-sia di pandangan Allah Swt.
Sahabatku, tidakkah kita ingat pada sabda Rasulullah Saw.,"Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur."(HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak perlu kita gengsi memakai motor gara-gara mobil kita dijual. Tidak perlu kita gengsi tinggal di rumah kontrakan. Demi Allah, semua yang ada di dunia ini milik Allah. Yang kita miliki, yang masih kita cicil atau yang kita sewa, semuanya mutlak milik Allah. Semua itu ada di tangan kita hanya titipan saja dan hanya ujian. Tidak perlu gengsi dengan apa yang kita miliki. Gengsi adalah bentuk lain dari kufur nikmat, seolah karunia yang Allah berikan kepada kita tiada berarti.Maa syaa Allah.
Allah Swt. berfirman,"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."(QS. Al Hadiid [57] : 20)
Semoga kita bisa mengendalikan diri dari penyakit gengsi. Pastikan kita memakai dan memiliki atas dasar perlu, bukan sekadar mau. Ikutilah kesederhanaan Rasulullah Saw dan para sahabat serta salafush sholeh. Terlalu cinta pada dunia adalah sumber malapetaka. Semoga kita tergolong orang-orang yang senantiasa mampu bersyukur dan selamat dalam lindunganNYA. Aamiin yaa Robbal aalamiin.

SUKSES YANG MENYIKSA DI AKHIR HIDUP.....

coppas.
Seorang bapak kira-kira usia 65 tahunan duduk sendiri di sebuah lounge bandara Halim Perdana Kusuma, menunggu pesawat yang akan menerbangkannya ke Jogja. 
Kami bersebelahan hanya berjarak satu kursi kosong. Beberapa menit kemudian ia menyapa saya.
_“Dik hendak ke Jogja juga?”_
_“Saya ke Blitar via Malang, Pak. Bapak ke Jogja?”_
_“Iya.”_
_“Bapak sendiri?”_
_“Iya.”_ Senyumnya datar. Menghela napas panjang._“Dik kerja dimana?”_
_“Saya serabutan, Pak,”_ sahut saya sekenanya.
_“Serabutan tapi mapan, ya?”_ Ia tersenyum. _“Kalau saya mapan tapi jiwanya serabutan.”_
Saya tertegun. _“Kok begitu, Pak?”_
Ia pun mengisahkan, istrinya telah meninggal setahun lalu. Dia memiliki dua orang anak yang sudah besar-besar. Yang sulung sudah mapan bekerja. Di Amsterdam. Di sebuah perusahaan farmasi terkemuka dunia. Yang bungsu, masih kuliah S2 di USA.
Ketika ia berkisah tentang rumahnya yang mentereng di kawasan elit Pondok Indah Jakarta, yang hanya dihuni olehnya seorang, dikawani seorang satpam, 2 orang pembantu dan seorang sopir pribadinya, ia menyeka airmata di kelopak matanya dengan tisue.
_“Dik jangan sampai mengalami hidup seperti saya ya. Semua yang saya kejar dari masa muda, kini hanyalah kesia-siaan. Tiada guna sama sekali dalam keadaan seperti ini. Saya tak tahu harus berbuat apa lagi. Tapi saya sadar, semua ini akibat kesalahan saya yang selalu memburu duit, duit, dan duit, sampai lalai mendidik anak tentang agama, ibadah, silaturrahmi dan berbakti pada orang tua._
_Hal yang paling menyesakkan dada saya ialah saat istri saya menjelang meninggal dunia karena sakit kanker rahim yang dideritanya, anak kami yang sulung hanya berkirim SMS tak bisa pulang mendampingi akhir hayat mamanya gara-gara harus meeting dengan koleganya dari Swedia. Sibuk. Iya, sibuk sekali…. Sementara anak bungsu saya mengabari via WA bahwa ia sedang mid - test di kampusnya sehingga tidak bisa pulang...”_
_“Bapak, Bapak yang sabar ya….”_ 
Tidak ada kalimat lain yang bisa saya ucapkan selain itu.
Ia tersenyum kecut. 
_“Sabar sudah saya jadikan lautan terdalam dan terluas untuk membuang segala sesal saya dik..._
_Meski telat, saya telah menginsafi satu hal yang paling berharga dalam hidup manusia, yakni sangkan paraning dumadi. Bukan materi sebanyak apa pun. Tetapi, dari mana dan hendak ke mana kita akhirnya. Saya yakin, hanya dari Allah dan kepada-Nya kita kembali. Di luar itu, semua semu. Tidak hakiki..._
_Adik bisa menjadikan saya contoh kegagalan hidup manusia yang merana di masa tuanya….”_
Ia mengelus bahu saya –saya tiba-tiba teringat ayah saya. 
Spontan saya memeluk Bapak tsb..
Tak sadar menetes airmata..
Bapak tua tersebut juga meneteskan airmata....
...... *kejadian ini telah menyadarkan aku, bahwa mendidik anak tujuan utamanya harus shaleh bukan kaya. Tanpa kita didikpun rejeki anak sudah dijamin oleh Tuhan, tapi tidak ada jaminan tentang keimanannya, orang tua yg harus berusaha untuk mendidik dan menanamkannya.*
Di pesawat, seusai take off, saya melempar cara pandangan ke luar jendela, ke kabut-kabut yang berserak bergulung-gulung, terasa diri begitu kecil lemah tak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya...
?HIDUP ITU SEDERHANA SAJA. MENCARI REZEKI JANGAN MENGEJAR JUMLAHNYA TAPI KEJAR BERKAHNYA.
Semoga bermanfaat..