Blogger Widgets

me gif

me gif
me gif

30 Mar 2017

Kuliah Di Madinah, Sombongnya Maasya Allah..

Kuliah Di Madinah, Sombongnya Maasya Allah..
Ya, saya (Maaher At-Thuwailibi) bukan alumni LIPIA apalagi Alumni Madinah. bukan. “Gelar saya hanya S3”. yaitu SD, SMP & SMA. tapi saya bersyukur kepada Rabbul ‘Izzah, saya bisa di beri nikmat oleh Allah merasakan pahit-getirnya kehidupan dan cobaan mencari jati diri.
Kuliah di Universitas ternama dan belajar langsung dengan para Ulama, ternyata tidak berarti menjadikan seorang hamba rendah hati dan berlapang dada. Sebelumnya, saya ingin katakan: untung saya dulu tidak jadi kuliah ke Universitas Islam Muhammad Ibnu Sa’ud Arab Saudi. padahal, puluhan juta dari seorang dermawan mendonaturi saya dan saya tinggal berangkat pada waktu itu. tapi Allah gagalkan. Kalau jadi, mungkin saya bisa SOMBONG dan ANGKUH seperti Fir'aun. Dulu belajar di pesantren pun jauh dari paripurna, karena memang saya adalah MAKHLUQ ALLAH YANG PALING BERMASALAH & BERLUMUR DOSA. ALLAH maha tau dan memiliki hikmah dibalik setiap kegagalan usaha hamba-hamba-Nya di dunia. Biarlah Allah gagalkan saya di dunia, semoga kegagalan demi kegagalan ini menjadi pintu utama bagi saya menuju kesuksesan di akhirat kelak. karena dunia ini fana’, sedangkan akhirat itu baqa’.
Na'am. Saya tidak sempurna dan tidak pula paripurna. Hanya lulusan Madrasah Aliyah. Tapi saya bersyukur bisa mencicipi manisnya Ilmu lewat berbagai sarana yang Allah karuniakan, dan membagikan ilmu itu dengan keluarga & sanak saudara. Saya punya kenalan beberapa Mahasiswa Islam Madinah, bahkan saya kenal dengan seorang Doktor di mekkah, tapi walhamdulillah beliau-beliau itu tidak sombong seperti si Fulan yang satu ini (padahal masih kuliah dan itupun S1). Mereka tawadhu’ nya masya Allah, sangat rendah hati. Saya tidak pernah tuh di ajak diskusi (ditantang debat) oleh beliau-beliau ini; karena mereka sadar kalau saya ini bukan orang yang punya kredibelitas untuk di ajak debat sedangkan mereka kapasitas ilmunya sangat jauh diatas saya. Makanya saya ngga pernah di tantang debat. Malah diberi hadiah kitab-kitab saat saya ke madinah.
Saya punya guru namanya Ustad Dr. Rahendra Maya -semoga Allah memanjangkan umurnya- seorang ustad yang bergelar doktor dengan nilai mumtaz murtafi’ di sebuah Universitas islam lokal (bukan timur tengah). Belum pernah saya temukan seorang ustad alumni timur tengah yang ilmu, kecerdasan, dan wawasannya seperti beliau. Catat: beliau bukan alumni universitas timur tengah manapun. tapi tawadhu’nya maasya Allah. akhalqnya lebih tinggi dari ilmunya. Bertamu ke rumahnya, hampir tidak ada lemari & perabotan, isinya KITAB SEMUA....BUKU SEMUA.... yaa Rabb.. Wala nuzakki 'ala rabbi ahada..
Lha ini bocah bukunya baru beberapa bundel, kuliah pun masih S1 tapi gayanya setingi langit. kalau dia punya karya dan sedikit sumbangsih ilmiah yang bisa di nikmati orang banyak, masih mending, lah ini merendahkan orang dan meninggikan dirinya. Maasya Allah.
Ya, kesombongan, ujub, bangga diri bisa menimpa siapa saja (TERMASUK SAYA). Tapi, kalau saya apa yang mau di sombongkan? Harta, ngga punya; hidup pun miskin rumah ngontrak; mobil nggak punya (ini serius apa adanya). Ilmu, ngga punya. (wong bukan alumni LIPIA atau Madinah). Bahasa Arab ngerti dikit-dikit ngga banyak lah....cuman dikit.... Ngga kayak anak-anak Alumni Madinah yang pinter-pinter itu. begitu juga hafalan Qur'an saya, belepotan. Istri, cuman satu. Apa yang mau di sombongkan coba ? Justru, sombong dan ujub itu berpotensi kuat menimpa orang-orang hebat yang kuliah di Universitas Islam Madinah, alumni kampus ternama, berguru dengan para Ulama, menyandang gelar mulai dari “Lc” sampai “MA”.
Saya mengikuti berbagai faedah ilmiah berupa tulisan dan muhadhoroh seorang Ustadz bernama Farid Nukman Hasan. beliau bukan alumni saudi arabia, hanya S1 Universitas Indonesia jurusan Sastra. tapi ilmu fiqih-nya luar biasa, tidak pernah bersikap congkak dan merendahkan sesama. Saya tidak berlebihan. Ini saya buktikan sendiri. Karena hampir tidak ada tulisannya yang terlewatkan oleh saya wallahu ‘alimu a’lam. Kenapa ia bisa demikian alim dan faqiih padahal latar belakangnya SD, SMP, SMA dan tidak pernah mengenyam pendidikan di timur tengah?
Kata Rasulullah:
من يريد الله به خيرا فيفقه في الدين....
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, maka Allah akan faqihkan (fahamkan) dia dalam agama ini”.
Kesimpulan dari saya, semangat tanpa ilmu adalah kejahilan. Tapi ilmu yang tidak di topang dengan keikhlasan, juga akan melahirkan kerusakan. Jujur, saya lebih respek dan senang dengan anak-anak muda yang semangat beramal dan berjuang meninggikan syariat, mantan-mantan preman yang berkeinginan menjadi mujahid fii sabiilillah, gembel-gembel bertato yang menggalang dana untuk Palestina, daripada anak-anak kuliah berjubah mewah, tinggal di asrama dan apartement megah, makan enak sedemikian rupa dengan menikmati Reyal Saudi Arabia, tapi sombongnya luar biasa. Na'udzubillah. beramal tanpa ilmu, kejahilan yang tertolak. Namun ilmu yang melahirkan kesombongan, juga petaka yang berujung neraka. orang semangat tapi jahil, gampang ikhlas. sedangkan orang berilmu sulit membuat dirinya ikhlas. Kenapa? Karena kesombongan (kibr), ujub (bangga diri), itu akan senantiasa mengitari hatinya. Kalau ia kuat, setan tak akan mampu menjerumuskannya. Namun jika ia lemah, dia akan jatuh tersungkur. Semua itu Allah yang tau....dan itu akan di hisab.
Oleh karenanya, semoga Allah hindarkan kita (termasuk saya) dari satu penyakit hati yang membuat diri ini di sentuh api neraka. Kata Rasulullah:
لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر.
“Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada sekecil biji sawi kesombongan”.
Yang terakhir, nasehat buat diri saya sendiri. Orang berderet gelar dari S1 sampai S3 rata-rata jurusan syariah, atau jurusan tafsir, jurusan hadits, ushul fiqih, management, jurusan bahasa, sastra, budaya, statistika, filsafat, ekonomi, dll. Tapi ketahuilah, TIDAK ADA YANG NAMANYA JURUSAN TAWADHU’. TIDAK ADA YANG NAMANYA JURUSAN AKHLAQ.! Karena Akhlaq dan kerendahan hati (tawadhu’) hanya di miliki oleh mereka yang menyadari dirinya berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Wallahul Musta'an.
Hanya ini yang bisa saya goreskan sambil minum secangkir teh manis. Oh ya, just info: semua tulisan saya saya tulis di HP. bukan di computer. saya nulis semua artikel di HP. langsung nulis dan langsung jadi willahil hamd😊
Nas’alullah al aafiyyah wa salaamah.
Doakan saya mati dalam keadaan husnul khotimah.
✒_____
Maaher At-Thuwailibi. coppas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar