Blogger Widgets

me gif

me gif
me gif

26 Feb 2017

KISAH SEORANG SUFI....




Alkisah hidup seorang Sufi tersohor bernama Zun-Nun. Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya :
“Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. 
Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat diperlukan, bukan hanya untuk penampilan, melainkan juga untuk banyak tujuan lain?”
Sang Guru hanya tersenyum.
Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya lalu berkata, “Sobat muda, akan ku jawab pertanyaan mu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untuk ku.
Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana . Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?”
Melihat cincin Sang Guru yang kotor & buruk, pemuda tadi merasa ragu. “Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu.”
“Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil.”
Pemuda itu pun bergegas ke pasar. 
Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. 
Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Sang Guru dan melapor, “Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak.”
Sang Guru sambil tetap tersenyum arif berkata, “Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana, Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian.”
Pemuda itu bergegas pergi ke toko emas yang dimaksud. Kemudian Ia kembali kepada Sang Guru dengan raut wajah yang lain, dan melapor, “Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar.”
Sang Guru tersenyum simpul sambil berujar lirih “Itulah jawaban atas pertanyaan mu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa di nilai dari pakaiannya.
“Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan di nilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses, wahai sobat muda ku. 
Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Kita tidak bisa menilai hanya dengan melihat penampilan, nama dan pangkat seseorang.
Seringkali yang di sangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas.
Ternyata kementerengan penampilan seseorang itu bukan cermin sejati dari pribadinya. Ada kalanya orang di anggap bagus bagi manusia namun hakikatnya di sisi ALLAH adalah jahat dan ada orang yang di kira jahat oleh manusia namun pada hakekatnya ia adalah orang yang taat.
Semoga bisa kita mengambil pelajaran dari kisah di atas.
Wallaahu a'lam bish shawabb. COPPAS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar